Wednesday, November 25, 2015

laporang magang individu




A.    LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya setiap instansi harus mempunyai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dinas sosial secara umum adalah 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan.2. Meningkatkan kesempatan kerja .Tujuan dari misi kedua adalah :Mewujudkan kondisi kerja yang aman dan sehat sehingga tercipta produktivitas dankesejahteraan pekerja .Tujuan dari misi ketiga adalah :Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Penyandang Masalah Sosial . Tujuan dari misi keempat adalah :Meningkatkan ekonomi keluarga transmigran serta menekan jumlah pengangguran. untuk  dengan pengobanan tertentu dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dana  yang diperoleh Dinas sosial berasal dari pendapatan pajak daerah. Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas penyaluran bantuan dari suatu pemerintah ke masyarakat dalam pembentukan usaha masyarakat.
Dalam suatu perencaanaan, jumlah dan unsur-unsur biaya operasional perlu dianggarkan terlebih dahulu untuk memperoleh suatu ukuran daya guna yang tepat. Anggaran adalah penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran memberikan kepada manajemen suatu proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana sebelum rencana dilaksanakan, karena pada waktu mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki semua faktor-faktor yang mempengaruhi, dan harus membuat analisa yang diteliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.
Sedangkan anggaran biaya administrasi dan umum adalah anggaran yang direncanakan secara terinci tentang biaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta biaya-biaya lain yang sifatnya untuk keperluan instansi secara keseluruhan.
Dalam pencapaian tujuan instansi yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perusahaan. Perencanaan disusun sebagai dasar pengawasan atas pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Perencanaan adalah suatu proses penetuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang untuk menghadapi ketidakpastian dan alternatif yang mungkin terjadi dengan menggunakan sumber-sumber yang ada secara ekonomis dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan. Perencanaan ini dinyatakan dalam bentuk anggaran atau yang lebih dikenal dengan nama budget. Anggaran sebagai suatu sistem cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi seluruh kegiatan instansi.
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, menyusun strategi guna mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. 
Pekerjaan kompleks tentu membutuhkan perencanaan lebih rinci. Misalnya,  perencanaan meliputi daftar proses operasional berikut tahapan verifikasi, dokumen atau rekaman yang perlu dibuat, aloksi sumber daya, dll.
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Walikota menyusun SPM dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib Pemerintah Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai dengan paeraturan perundang-undangan bidang sosial.
Dalam rangka desentralisasi, daerah diberikan tugas, wewenang, kewajiban dan tanggung jawab mengenai urusan pemerintahan tertentu.
Penerapan standar Pelayanan Minimal oleh Pemerintah Kota merupakan hak dan pelayanan dasar Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial yang selanjutnya disebut SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar bidang sosial yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial secara minimal.

B.     PERMASALAHAN
Membahas tentang permasalahan perencanaan dan realisasi kegiatan pada dinas sosial di kota padangdalam ini dan membandingkan hal tersebut dengan  teori-teori yang telah ada, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah yang ada pada kegiatan perencanaan dengan realisasi Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui permasalahan bahwa yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana perencanaan yang dilakukan pada Dinas Sosial
2.      Bagaimana realisasi kegiatan pada Dinas Sosial
3.      Factor-facktor apa yang ketidak pastian perencanaan kegiatan dengan realisasi didinas social
4.      Tindakan perbaikan apa yang akan diambil oleh dinas sosial bila terjadi penyimpangan pada kegiatan perencanaan ?

C.    KAJIAN TEORI
Perencanaan memampukan perusahaan untuk mempertimbangkan berbagai factor yang relevan dan berfokus pada masa yang terpenting. Fred (2009:190)
Fred R.David (2009:190) satu-satunya hal yang pasti mengenai masa depan organisasi adalah perubahan,dan perencanaan  (planning ) merupakan jembatan yang penting antara masa kini dan masa depan yang mampu meningkatan kemungkinan tercapainya hasil yang diinginkan.
Bateman dan Snell (2008, p.205) mendefinisiakn tanggung jawab sosial perusahaan sebagai tanggung jawab yang dimiliki oleh perusahaan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan cara menigkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif yang terjadi pada masyarakat di masa depan karena hasil kontribusi asset yang ditanggung oleh perusahaan kepada masyarakat sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat yang berkekurangan.
Fred R.david (2009:190) perencanaan adalah investasi didepan untuk meraih keberhasilan perencanaan membantu sebuah perusahaan mencapai pengaruh maksimal dari usaha tertentu
Perencanaan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama dan sebagai landasan bagi fungsi manajemen lainnya. Supriono (2000) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek, jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. Untuk tujuan tersebut manajemen harus mengetahui data yang relevan terutama yang menyangkut penghasilan dan beban di masa yang akan datang.
Sedangkan perencanaan menurut Nafarin (2010) adalah tindakan yang dibuat berdasakan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam tujuan yang diinginkan.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan merupakan suatu proses penentuan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan di masa yang akan datang untuk menghadapi berbagai ketidakpastian dan pemilihan alternatif-alternatif yang mungkin terjadi. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.
Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:
  • Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
  • Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
  • Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif
  • Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
  • Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.
Davis (dalam Rosmawaty, 2011) menyatakan fungsi perencanaan ini terbagi atas:
1.      Rencana strategis, menggambarkan fokus bisnis utama perusahaan untuk jangka panjang.
2.      Perencanaan taktis, merupakan rencana-rencana perusahaan yang berskala lebih kecil yang konsisten dengan rencana strategis.
3.      Perencanaan operasional, menyusun metode-metode yang akan segera digunakan.
4.      Perencanaan darurat, merupakan rencana-rencana alternatif yang dikembangkan untuk menghadapi berbagai kondisi bisnis yang mungkin terjadi.
Selanjutnya Heckert (dalam Rosmawati, 2011) mengemukakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan, yaitu:
1. Tujuan Perusahaan  Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam menetapkan penyusunan perencanaan adalah mengeetahui dan mengeksplorasi apa yang menjadi tujuan perusahaan. tujun perusahaan dimanifestasikan dalam visi dan misi perusahaan.
2. Kondisi lingkungan ekonomi sosial politik Manajemen haarus mempelajari kondisi perekonomian dan politik dalam menyusun perencanaan, hal ini berguna untuk peramalan berapa biaya anggaran yang ditetapkan. Kondisi perekonomian yang mempengaruhi seperti inflasi, suku bunga, sedangkan kondisi politik seperti suhu politik, isu keamanan dan pemilihan umum
3. Sumber Daya  Hal ini mengacu kepada suatu keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia pada perusahaan.
4. Tindakan Preventif Keyakinan bahwa perusahaan dapat mengarahkan atau mengkoordinasikan atau melaksanakan tindakan-tindakan di masa mendatang, yang direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan (atau menghindari kondisi-kondisi yang merintangi kemajuan).
5. Kontinuitas Suatu pengertian atau pengakuan, bahwa perubahan yang tidak ada putusnya, dan perkembangan kondisi yang diharapkan, akan mengharuskan adanya penilaian-penilaian yang berkesinambungan terhadap tujuan, kendala dan rencana tindakan.
Dari kedua pendapat ahli di atas terlihat bahwa adanya kesinambungan antara fungsi dari perencanaan dengan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan suatu perencanaan. Dalam melaksanakan perencanaan juga harus diperhatikan ke empat fungsi perencanaan, tentunya dengan prioritas pada fungsi yang sesuai dengan kondisi organisasi.

Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur (alat pembanding) untuk menilai dan mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan pada masa yang akan datang.
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
a.       Defenisi menurut para ahli
  • Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
  • M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
  • Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah  proses dasar yang kita gunakan  untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya
  • Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
  • Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
  • Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
b.      Tujuan perencanaan
  • Standar pengawasan,
  • Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
  • Mengetahui siapa saja yang terlibat Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
  • Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu Memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
  • Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
  • Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
  • Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan
  • Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
  • Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
  • Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
  • Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan
c.       Tipe-tipe perencanaan
a.       Berdasarkan luasnya
  1. Strategic; rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan, menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menetapkan organisasi tersebut ke dalam lingkungannya
  2. Operasional; rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran menyeluruh
Rencana strategic cenderung mencakup kerangka waktu yang lebih panjang, sedangkan rencana strategic biasanya hanya kisaran bulanan, mingguan, dan harian. Rencana strategic juga mencakup perumusan sasaran, sedangkan rencana oerasional mendefinisikan berbagai cara untuk mencapai sasaran
  1. Berdasarkan kerangka waktu
  2. Jangka Panjang
  3. Jangka Pendek
  4. Berdasarkan kehususan
  5. Pengarah; rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum
  6. Pemerinci; rencana yang mendefinisikan dengan jelas dan tidak member ruang untuk penafsiran
  7. Berdasarkan frekuensi
  8. Sekali Pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik
  9. Terus Menerus; rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan ang dilakukan secara berulang-ulang
Visi,Misi Dan Filosofi Dalam Perencanaan
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-visi pribadi dari anggota organisasi.  Namun kita harus mampu merumuskan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi.
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Pusat Data dan Informasi Pertanian telah membuat pernyataan misi, yang merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan

Pengertian Realisasi
Menurut M.Dahlan Y.B (2003:978) ”Realisasi adalah Pelaksanaan Sesuatu sehingga menjadi nyata”
Menurut Ali hasan (2008:239) ”Realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan”
Menurut Diklat BP3IP (2006:13) realisasi dalam kontek pembahasan bongkar / muat berati hasil yang dicapai dalam periode waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya perusahaan:

a)      Sumber daya manusia ialah kemampuan dari crew kapal dalam melaksanakan prosedur bongkar / muat hingga kegiatan bongkar / muat berlangsung dengan cepat dan aman.
b)      Aspek manajerial atau system manajemen ialah kemampuan sebuah perusahaan dan kapal dalam melaksanakan sistem manajemen bongkar / muat hingga kapal dalam melaksanakan bongkar / muat dengan aman dan cepat sehingga kapal dapat beroperasi dengan lancar.
c)      Peralatan penunjang kegiatan bongkar / muat ialah semua peralatan yang menunjang kegiatan bongkar / muat seperti : Mobile crane, Sling, forklift dan lain – lain yang menunjang kelancaran kegiatan bongkar / muat.
Merujuk pada kritikan Mintzberg, tentang perencanaan yang harus bisa menjawab tantangan masa depan, perusahaan perlu memahami konsep ketidakpastian. Menurut Miliken (1987), ada tiga kondisi dan respon pelaku atas ketidakpastian.
Yang pertama adalah state uncertainty. Ini adalah kondisi dimana pelaku tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau memprediksi kondisi lingkungan karenaa kurangnya informasi atau kemampuan untuk memahami keterkaitan elemen-elemen lingkungan tersebut. Para pelaku ini selalu mempertanyakan “apa yang kini atau mungkin akan terjadi”.
Pada situasi lain, perusahaan menghadapi kondisi Effect uncertainty. Ini adalah kondisi dimana pelaku menghadapi ketidakpastian konsekuensi perubahan perusahaan lingkungan pada perusahaan. Dalam hal ini, pelaku memiliki pertanyaan “apa dampaknya pada perusahaan bila perubahan-perubahan terjadi. Atau seperti apa pengaruhnya pada perusahaan?”. Yang terakhir, perusahaan menghadapi kondisi ketidakpastian, yang disebut response uncertainty.
Pada situasi ini, para pengambil keputusan memang tahu apa yang terjadi pada lingkungan. Mereka juga tahu, kira-kira dampak apa yang akan terjadi pada perusahaan. Namun demikian, perusahaan ini tidak tahu sebaiknya respon apa yang akan dilakukan atas berbagai dampak tadi. Pertanyaan yang relevan pada kondisi ini adalah “Bagaimana respon yang tepat yang akan saya lakukan atas perubahan yang sudah saya perkirakan”.
Riset yang dilakukan Coourtney, Kirkland, dan Viguere (1997), agaknya mendukung apa yang ditemukan Miliken. Menurut para konsultan dari McKinsey ini, ada dua kategori informasi yang menentukan ketidakpastian. Kategori pertama, apakah informasi tersebut dapat mengidentifikasi trend yang jelas, seperti misalnya informasi tentang demografi yang dapat menggambarkan permintaan potensial. Untuk ketidaktahuan informasi kategori ini, tingkat ketidakpastian yang dihadapi perusahaan adalah tingkat pertama. Pada tingkat ini, ketidakpastian bisa dipecahkan dengan analisis sederhana dengan satu prediksi saja. Analisis yang kita lakukan misalnya dengan riset pasar, analisis 5 (lima) kekuatan Porter, analisis rantai nilai atau penggunaan analisis arus kas diskonto.

D.    Hasil dan Pembahasaan
a.      Hasil
Perencanaan yang dilakukan Dinas Sosial tidak tercapainya tujuan dan manfaat perencanaan membuat kurang baik nya pengelolaan social di kota padang. Dan tidak memberikan pengarahan yang baik terhadap karyawan tentang apa yangt dilakukan
Hal ini membuat kurang teraturnya aktivitas aktivitas perncanaan yang dilakukan.buruknya perencanan membuat tidak tercapainya tujuan.dan tidak berkembangnya aktifitas tenaga kerja. Seperti pembagian dana bantuan gempa bencana tahun 2009.tidak ada nya biaya surve ke rumah penduduk  secara lansung hanya melewati ketua Rw saja menjadikan tidak tepatnya pemberikan bantuan kepada yang lebih membutuhkan
Serta pemberian bantuan bagi UKM hanya melewati sedikit memsurve kelokasi karna keterbatasan biaya yang dilakukan pemerintah,guna penghematan APBD membuat tidak optimalnya tujuan dan tidak tercapainya bagi yang membutuhkan.
Dengan perncanaan yang tidak strategis membuat realisasi kegiatan perencanaan hanya menjadi perencanaan saja dan tidak sampai pada perwujutan kegiatan dan rencana pelaksanaan saja
Factor-faktor yang menjadi penyebab tidak terrealisasi kan kegiatan Dinas Sosial karna pembatasan biaya kerja yang dilakukan pemerintah untuk penghematan APBN hal itu membuat tidak realisasi kegiatan perencanaan dengan baik
Tindakan yang diambil oleh Dinas Sosial dalam pembagian dana bantuan kepada masyarakat seperti bantuan ukm bagi masyarakat fakir miskin dan bantuan air bersih   dan listrik kepada adat terpencil dalaom kube masyarakat dilakukan dengan cara mengtransfer kerekening masyarakat yang telah di buat rekeningnya oleh Dinas Sosial. Dan hanya meng surve kelokasi apabila berhasil dan tercapai nya  ekonomi masyarakat dengan baik-baiknya
b.      pembahasan
Didalam Dinas Sosial suatu kegiatan diperlukan perencanaan yang strategis. Hal tersebut melalui suatu proses yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, dalam strategi perencanaan dan  proses kegiatan hendaknya direncanakan dengan sebaik-baiknya dan dapat di Realisasikan kedepannya jadi tidak hanya semata perencanaannya saja.
untuk menentukan program-program dan penemuan-penemuan sekarang yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang. penting adanya perencanaan yang baik dalam Dinas Sosial adalah:
1. Perencanaan menimbulkan aktivitas-aktivitas yang teratur.
2. Perencanaan membantu kita memvisualisasikan kemungkinan-kemungkinan pada masa yang akan datang.
3. Perencanaan memberikan dasar untuk pengawasan.
4. Perencanaan merangsang prestasi kerja
DINAS SOSIAL
KERANGKA KOSEPTUAL
PENYUSUN KEGIATAN OPERASIONAL
PERENCANAAN  KEGIATAN OPERASIONAL
REALISASI KEGIATAN OPERASIONAL
PENGAWASAN KEGIATAN OPERASIONAL
INVESTIGASI
TINDAKAN KOREKSI
Analisa
Operasional dan Realisasi
TUJUAN ORGANISASI
 


















Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi Dinas Sosial Kota Padang yang mengacu kepada visi Kota Padang adalah :
“Menuju Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Bermartabat dan
Berbudaya tahun 2015 – 2019”
Pernyataan visi di atas menggambarkan tekad pimpinan dan staf Dinas Sosial Kota Padang untuk dapat menghasilkan rencana yang kondusif bagi aktifitas perencanaan umum yang menunjang keberhasilan perwujudan Visi dan Misi Kota Padang dalam kurun waktu 2015 – 2019. Rumusannya mendukung terhadap Visi Pemerintah sehingga rencana yang dihasilkan Dinas Sosial Kota Padang merupakan rencana yang bersifat umum.
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang diemban Dinas Tenaga Sosial Kota Padang adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan informasi pasar;
2. Meningkatkan perlindungan pengusaha;
3. Meningkatkan konsistensi pelayanan dan kesejahteraan sosial;
4. Menekan angka pengangguran melalui program Transmigrasi.


Dari keseluruhan Misi Dinas Sosial Kota Padangtersebut menggambarkan dimensi input, output dan outcome serta benefit untukmewujudkan Visi dengan perencanaan dan peningkatan mutu sumber daya manusia, peningkatan perlindungan hak tenaga kerja, kesejahteran sosial dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini sejalan dengan upaya yang sedang ditempuh untuk mewujudkan Building Commitment dalam lingkungan Dinas Sosial Kota Padang menuju GoodGovernance.
E.     KESIMPULAN dan SARAN
 Kesimpulan
Tidak tercapainya perencanaan kegiatan agar biasa di realisasikan kegiatan dengan sebaik-baiknya tidak hanya factor dari pengarahan manajer saja tetapi dari factor pemerintah juga mempengaruhi perncanan dan factor keterbatasan SDM karyawan juga dalam kegiatan realisasi perencanaan


Saran
1.      Meninkatkan SDM karyawan dengan seminar-seminar dan pelatihan kerja atau perbaiakan kinerja dengan pelatihan pelatihan
2.      Mencari jalan alternateif agar tercapai nya tujuan  organisasi sehinga membuat kegiatan yang efektif
3.      Membuat kegiatan perencanaan se efisien mungkin sehingga tercapai yang lebih baik
4.      Memberikan pengarahan yang baik untuk manajer dan karyawan

No comments:

Post a Comment